Kuliner Palembang: Sarapan Berlemak di Warung Aba

Bicara tentang kuliner Sumatera adalah bicara tentang rempah dan santan yang melimpah ruah. Ada benarnya, ibu saya di rumah senang betul memasak gulai daun ubi, salah satu menu khas Sumatera Utara. Pula gulai ayam dan beragam hidangan berkuah santan lainnya. Dapur tak pernah bebas dari minyak. Saat mengunjungi Palembang beberapa waktu lalu, saya bagai memasuki dapur rumah sendiri. Di kota yang terkenal dengan Jembatan Amperanya ini saya menyaksikan betapa kuliner Palembang tak dapat terpisah dari rempah dan santan.

Pagi itu saya dan kawan-kawan yang diundang oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Selatan diajak menikmati kuliner lokal di Pasar Kuto yang berada di Jalan Slamet Riyadi. Tadinya saya sempat sarapan di hotel, mencicipi sedikit saja mi celor demi menyiapkan perut untuk asupan lainnya. Menyusuri Pasar Kuto seperti kembali ke masa lampau, bangunan-bangunan tua khas Melayu-Peranakan berdesakan di antara sayur mayur dan durian yang menggunung–saya tak sabar menanti acara santap durian keesokan harinya.

kuliner palembang
Toko-toko di Pasar Kuto
kuliner palembang
Warung Aba

Tak sampai setengah jam kami tiba di Warung Aba, sebuah warung makan tradisional yang dimiliki oleh keturunan Arab yang sudah menetap lama di Palembang. Warung ini berdiri pada tahun 1981 dan kini dikelola oleh generasi kedua dari Keluarga Sahab–yang tinggal di lantai atas warung ini. Mereka menyambut kami dengan terkejut, tak menduga kedatangan rombongan berisik, lantas menyiapkan beragam hidangan berkuah yang saya kenal akrab. Baiklah, kosongkan perut baik-baik untuk menyantap semuanya. Berikut ini hidangan yang kami habiskan.

Ragit
Bentuknya mirip roti jala dan disajikan dengan kuah kari kentang. Adonan ragit terbuat dari tepung terigu, telur, dan garam. Hidangan ini sangat populer disantap pada bulan puasa.

Burgo
Burgo terbuat dari tepung beras dan berwarna putih mengilat. Rasanya lembut saat digigit dan disajikan dengan kuah kari kuning yang ditaburi bawang goreng.

kuliner palembang
Lakso siap dihidangkan
kuliner palembang
Ragit disiram kuah kari kentang

Lakso
Lakso juga terbuat dari tepung beras. Bedanya, bentuknya menyerupai mi. Penyajiannya serupa burgo, dengan kuah kari kuning yang ditaburi bawang goreng. Rasanya juga sama, cuma kesannya berbeda karena seperti menyantap mi kuah.

Laksan
Beda dengan yang lainnya, laksan adalah semacam pempek lenjer yang terbuat dari adonan tepung sagu dan ikan, kemudian direbus dan disiram kuah kari yang diberi cabai merah dan irisan daun bawang.

Celimpungan
Namanya memang unik, mungkin bakal bikin kelimpungan kalau kekenyangan. Celimpungan terbuat dari adonan yang sama dengan laksan, bedanya dibentuk bulat-bulat dan disiram kuah kari kuning dan bawang goreng.

kuliner palembang
Searah jarum jam: Ragit, Laksan, Burgo, Celimpungan, dan Lakso
kuliner palembang
Martabak kentang
kuliner palembang
Bu Wardah dan Rusda, koki andalan Warung Aba
kuliner palembang
Ayo, sarapan!

Martabak Kentang
Ini favorit saya, martabak persegi kecil yang berisi kentang. Rasanya gurih dan semakin enak dicocol dengan cuko. Lebih enak lagi apabila disantap panas-panas.

Ketan Serundeng
Ini makanan sarapan saya ketika kecil, tapi sudah jarang terlihat di Jakarta. Ketan dibumbui kunyit hingga berwarna kuning dan ditaburi serundeng, yaitu kelapa yang disangrai bersama garam atau cabai merah. Rasanya gurih dan enak.

Semua menu sarapan yang mirip-mirip itu semakin lezat ditemani teh tarik panas dan kopi susu. Kalau kata orang Palembang, “lemak niaaaan!”

Ah, rasanya ingin kembali lagi ke Palembang demi semua jajanan pasar itu.

Warung Aba – Jalan Dr. M. Isa No.26/15 RT.008, Kel. Kuto, Batu, Palembang. Buka: 06.00-13.00 WIB.

 

Baca juga tulisan kawan seperjalanan tentang kuliner khas Palembang.

1. Sarapan Merangsang di Palembang oleh Shasha Pashatama

2. 1o Kuliner Khas Palembang yang Tak Boleh Dilewatkan oleh Wira Nurmansyah

3. Mencicipi Ragam Kuliner Wajib Palembang oleh Kadek Arini

4. Hunting Kuliner di Palembang oleh Eka Situmorang

5. Palembang: Pempek Mana Favoritmu oleh Swastika Nohara

6. Mencicipi Pindang nan Lezat di Palembang oleh Satya Winnie

7. Nyobain Mpek-mpek di Palembang oleh Cumilebay

 

a travel writer and blogger who have a big passion for writing and editing, social media, and photography.

Related Posts