Pada kunjungan ketiga ke Purwokerto akhirnya saya bisa mencicipi jajanan terkenal di kota yang berada di bawah kaki Gunung Slamet ini. Sebelumnya, saya pernah makan di beberapa tempat, restoran kece di kawasan menuju Baturraden, mi ayam gerobak, hingga soto lamongan lesehan di dekat GOR Satria.
Untunglah, beberapa jam sebelum jadwal pulang ke Jakarta, saya dan Tama menyempatkan berkeliling untuk jajan-jajan. Berikut ini empat jajanan di Purwokerto yang tak boleh dilewatkan–yang biasanya selalu dirindukan oleh orang yang baru kembali ke sana.
1. Soto Ayam Jalan Bank Haji Loso
Kalau membahas soto ayam, yang juga disebut sroto, khas Purwokerto, pasti yang disebut adalah Soto Sokaraja. Sayangnya, saya belum mencobanya. Saya memilih soto ayam di Jalan Bank. Konon, soto ayam ini sangat laris didatangi beberapa tokoh nasional, bahkan SBY.
Yang membedakan soto ayam ini dengan yang lainnya adalah penggunaan ayam kampung. Terlihat jelas dari suwiran dagingnya yang berwarna gelap. Soto berkuah bening ini berisi potongan ketupat, taoge, bihun, kerupuk asinan, kerupuk merah-putih, daun bawang, dan bawang goreng.
Begitu disendok, kombinasi cita rasa ketoprak dan pecel beradu di lidah. Mula-mula saya agak bingung dengan rasanya. Rasa pecel berasal dari penggunaan sambal kacang untuk menambah rasa pedas. Tapi, lama-lama lidah saya semakin akrab dan lahap menyantapnya. Soto ayam ini wajib dicoba kalau mampir ke Purwokerto.
Soto Ayam Jalan Bank Haji Loso – Jalan R.A. Wiriatmaja No.15, Purwokerto. Telepon: 0281-639353. Buka: 08.00-20.30 WIB.
2. Es Krim Brasil
Kalau di Jakarta ada Es Krim Ragusa, di Purwokerto ada Es Krim Brasil. Sudah beberapa kali saya mampir ke sini, tapi selalu tutup. Walaupun di Jakarta ada cabangnya di Kelapa Gading, tentunya es krim di tempat asalnya lebih autentik. Karena itu, begitu menghabiskan semangkuk soto ayam, saya mengincar hidangan penutup es krim. Mobil pun meluncur, tak sampai lima belas menit tibalah di Kedai Es Krim Brasil.
Es Krim Brasil berdiri pada tahun 1969. Ketika itu Winawati Wangsaputri memulai usaha rumahan dengan membuat es lilin secara berkeliling. Karena kepopulerannya, bisnis ini berlanjut hingga kini, di tangan kedua anaknya, Sugianto dan Edi Sarwono. Nama “Brasil” tak ada kaitannya dengan negeri sepak bola, tapi berasal dari kata ‘berhasil’. Yang merupakan impian sang pendiri terhadap kedai es krimnya.
Menu es krim di sini terbilang klasik, seperti es krim stik dan cup, es krim roti, es kotak, dan es cone, dengan varian rasa kelapa muda, ketan hitam, kacang hijau, leci, durian, anggur, dan lain-lain. Ada juga es mambo rasa ketan hitam dan rujak, dijamin membuat kembali ke masa kecil. Istimewanya lagi, es krim di sini tidak menggunakan bahan pengawet dan pemanis buatan.
Saya kemudian naik ke lantai atas dan memesan Es Krim Kopi, sementara Tama memesan Es Krim Kopyor. Kedua pesanan tiba dengan segelas air putih. Pelayanan yang memuaskan mengingat pembeli butuh penawar setelah menghabiskan es krim. Es Krim Kopi berisi es krim vanilla dengan siraman kopi dan sepotong wafer serta choco chip, sementara Es Krim Kopyor berisi es krim rasa kopyor dan siraman cokelat. Ah, es krim yang mencair bercampur kopi sungguh nikmat!
Es Krim Brasil – Jalan Jend. Suprapto No.25, Purwokerto. Telepon: 0281-636896. Buka: 07.30-18.00 WIB.
3. Es Duren Kombinasi Pak Kasdi
Kedai ini terletak di depan pintu masuk GOR Satria, yang biasanya menjadi area bebas mobil tiap minggu pagi. Ini kali kedua saya mencicipi es duren Pak Kasdi, dan rasanya tetap memuaskan. Saya memesan es duren sementara Tama sudah kekenyangan dan bertugas memotret saja.
Kedai ini cukup unik karena pembuatan esnya dilakukan di sebuah mobil pikap yang diparkir di depan kedai. Di dalam hanya berisi meja-meja untuk pembeli–yang sering kali penuh pembeli. Ada beberapa menu es di sini, antara lain es campur, es campur duren, es duren, es kopyor, dan es kopyor duren.
Semangkuk es duren yang saya pesan terlihat sederhana. Begitu disendok, daging duren yang berwarna kuning menguarkan aroma yang mengundang selera. Saya langsung melahapnya. Kelebihan es duren Pak Kasdi adalah durennya lebih banyak dibandingkan es duren yang pernah makan di tempat lain.
Dengan es serut dan kuah yang terbuat dari santan, air gula jawa, dan susu putih serta sedikit susu cokelat, daging duren tetap dominan di lidah. Ah, benar-benar nikmat walaupun harganya lima belas ribu rupiah. Pasti saya tambah semangkuk lagi kalau sebelumnya tidak mampir ke Es Krim Brasil.
Es Duren Kombinasi Pak Kasdi – Jalan Prof. Dr. Soeharso, Purwokerto. Buka: 10.00-20.00 WIB.
4. Soto Kecik Sokaraja
Sejak pertama ke Purwokerto saya sudah penasaran dengan Soto Sokaraja yang berada di pusat oleh-oleh getuk di daerah Sokaraja. Katanya ini adalah soto khas Purwokerto, dan salah satu warungnya yang terkenal adalah Soto Kecik Sokaraja. Hampir serupa Soto Ayam Jalan Bank Haji Loso, Soto Sokaraja juga berisi taoge, daun bawang, bawang goreng, kerupuk warna-warni dan yang takkan terlupa, potongan ketupat. Tapi, soto ini tidak berisi bihun dan ayam yang digunakan adalah ayam biasa, bukan kampung. Ada juga pilihan daging sapi, babat, atau campur bagi penyuka daging sapi.
Saya lebih menyukai Soto Sokaraja karena kuahnya lebih bening dan gurih, memang ini masalah selera. Sekilas juga mengingatkan pada Soto Padang walaupun rasanya lebih encer. Harga semangkuk tujuh belas ribu rupiah dan untuk laki-laki umumnya, mungkin kurang kalau cuma semangkuk karena porsinya cukup sedikit. Bagi penyuka pedas, jangan lupa tambahkan sambal kacang khasnya.
Soto Kecik Sokaraja – Jalan Raya Banyumas-Purwokerto, Purwokerto. Telepon: 085227022783.
5. Burger Aroma
Pertama melihat kiosnya yang berada di pintu masuk toserba bernama P&D Aroma, saya sempat menyepelekannya. Pasti ini burger kampung, celoteh saya pada Tama. Memang iya, ternyata. Burger Aroma konon sudah ada sejak Tama masih SD, berarti bertahan puluhan tahun. Dan resepnya tetap sama, roti dengan selembar ham atau sosis, potongan mentimun dan tomat, dan bawang bombai. Semuanya dipanggang di satu tempat dan yang memancing selera adalah bawang bombai yang harum sekali. Tanpa daun selada dan mayones pun, saya tetap mengacungkan jempol buat burger kampung ini. Rasanya enak banget!
Jadi, kalau kira-kira lagi pengin jajanan Purwokerto dan bosan dengan burger merek luar negeri, silakan mampir ke Burger Aroma. Yang penting harus sabar karena biasanya antreannya lumayan panjang. Untuk burger dan hotdog harganya sembilan ribu rupiah saja, sementara untuk tambahan keju cukup membayar dua ribu. Murah banget, kan?
Burger Aroma – Jalan Jendral Sudirman No. 217, Purwokerto. Telepon:0281-637755. Buka: 08.00-21.00 WIB.
6. Batagor Erik
Buat warga Purwokerto, ketenaran batagor ini sudah tak diragukan lagi. Apalagi menurut Tama si warga lokal, tiap mudik batagor ini pasti menjadi salah satu jajanan yang dicari-cari. Batagor Erik awalnya dijual di gerobak saja, tapi sekarang sudah tersebar cabangnya di beberapa tempat. Bahkan, sampai masuk ke food court pasar swalayan Moro. Saya sempat ragu dengan batagor ini, setahu saya batagor enak, ya, cuma di Bandung.
Tapi, saya salah. Setelah mampir ke warungnya yang sederhana di Jalan Sokajati (Jalan Mesjid). Saya mampir jelang malam dan batagornya hampir ludes, begitu pula siomay yang tinggal tahu putih empat potong. Sepiring batagor di sini cuma dua belas ribu rupiah dan yang spesial adalah bumbu kacangnya yang enak banget, tekstur kacangnya terasa dan cukup pedas jadi tidak perlu tambahan saus. Ya, batagor dan siomaynya memuaskan selera saya dan tentunya tak ragu untuk kembali jajan-jajan di sini.
Batagor Erik – Jalan Sokajati, Sokanegara, Purwokerto. Buka: 11.00-20.00 WIB.
Wah PWT 😀 tempat saya nih, hadiahnya udah sampe kemarin anw, terimakasih 🙂
sama-sama, semoga suka, yaaaa. ?
Suka sekalii 😀 oh iya ini emang burger aroma ena banget bawang bombainya banyak ??
iya, kayaknya kunci enaknya emang ada di bawang bombainya, dari jauh harumnya udah bikin ngiler, hahaha…
Kak … kalo kita jajan di purwokerto gitu, kira2 logat ngomong kita bisa berubah ngapak2 kepriben kiyek ngak ???
what? ya kayak kiyek mas. ngomongnya sama Tama aja gih. hihihi…
Setelah di review kalau ada rezeki dan umur panjang serta ada kesempatan buat berkunjung kesana aku jadi pengen nyobain juga soto dan es brasil lebih penasaran sama es brasil sih rasanya kek gimana yak? hihihi
halo Wida,
amiiin, semoga bias segera ke Purwokerto buat nyicipin es krim brasilnya, ya.
pasti kamu bakalan bingung karena rasanya banyak macem banget, hehe. 🙂
berencana ke Purwokerto nih bulan depan, makasih referensinya ya
asyiiik, ditunggu oleh-olehnya. *eh ?
Semuanya seger-seger ahhahahahhah
hayoooo, jangan ngiler, ya. mending langsung aja ke Purwokerto. 🙂
aaghhhhh…. yg pernah dicoba cuma yg nomor 1..
waktu itu cuma semalam aja di purwokerto utk transit sblum lanjut jelajah jawa. makanya ga gitu nyari tau makanan dan minuman yg ngetop di sana… cuma soto deh jadinya … itu mnggiurkan bgt dr fotonya aja Ki :).. yg duren trutama 😀
emaaang, es durennya top markotop. hahaha, ayo ke Purwokerto lagi!
Wahh,es Brasil bkn cm ada dipwt,kami tetangga sebelah jg menyukainya ( kab.brebes)sjk dulu sudah ckp populer,aplg jaman dulu harganya masih 500 perak yang sekarang isi 10 hrgnya 19rb,kadang2 sk nyetok dikulkas,bwt sy es Brasil itu lbh enak ketimbang es krim merek terkenal,rasanya asli,dan favorit sy tetep yang rasa kcg ijo…hmmm yummy..
iya, setuju. rasanya es krim brasil ini khas rumahan banget, enak buat distok di kulkas. saya suka banget rasa ketan item. duh, jadi pengin lagi….
Waduh.. Es duren di pwt hanya cabang, pusatnya di kota Purbalingga
iya, betul sekali, ada tulisannya kan di spanduknya kalau ini cabang Purbalingga.
Aaaakk kemarin ditawarin temen untuk ek Purwokerto. Abis liat postingan ini jadi makin pengin ke sana aja. Apalagi es krim brazilnya itu lho! :9/
nah, kan, pas banget tuh harus ke Purwokerta cepetan. semoga bias segera nyicipin es krimnya, ya. 🙂
Aku mau Es Krim Brazillllll <3
ayo, ke Purwokerto. kalau cabang yang di Jakarta soalnya beda cita rasanya, hihihi. :p
nanya dong sis, kamera pake apa ya? hasilnya bagus2 soalnya
halo mas warsito, ini semua fotonya pakai kamera Fuji XT-10. 🙂
pantes.. hasilnya mantebb sis.. oya kalo ke purwokerto cobain juga kluban di daerah sitapen.. kluban atau urap. ini khas banget
wah, makasih rekomendasinya, nanti dicoba kalau ke Purwokerto lagi. 🙂
Aku pernah liputan khusus ke es krim Brasil.. Dan kata pemiliknya, awalnya ibu Winawati ini gak berniat jualan es. Tapi buka salon. Karena di salon ada kulkasnya, akhirnya disambi jualan es. Eh malah es nya yang sukses sampai sekarang hihihi 😀
*lalu ngeces*
hahaha, lucu juga kalau begitu. tapi, emang nih walaupun es krimnya jadul, tapi rasanya bikin ketagihan. 😛
@yuki anggia putri = mau tanya donk kalo dari stasiun purwokerto ke wisata batu raden gampangnya naek apa yaa dan untuk penginepan di baturaden hotel mana yang terjangkau harganya untuk anak kuliahann…info yaa by email thanks …ditunggu
Halo Yuki,
Salam kenal ya!
Kebetulan awal tahun ini juga sempat mengunjungi Puertoriko lokal alias Purwokerto. Dan kaget krn tyt disana banyak Es Duren enak.
Malah di Soto Ayam H. Loso lebih suka sm es durennya (lidah ku aneh makan sotonya haha), bahkan es duren H. Loso lebih enak dari es duren Niki Eco yg khasnya jual es duren.
Oya, aku jg sempat posting di blog ku Trip Purwokerto ini. Mudah2an bisa jadi tambahan referensi kalo berkunjung kesana.
https://ilivedonce.wordpress.com/tag/purwokerto-2017/
Terima kasih
halo Dika, salam kenal jugaaa.
aku juga belum sempat ke Choco Klik dan Bakso Pekih karena gak doyan bakso, hahaha, tapi selama di sini malah jadi hunting coffee shop karena banyak yang baru. ?
ooh.. ini post lama yang dinaikin lagi ya? gue kaget kok ada cumi komen.. sebelum lihat tanggal -.-‘
btw batagornya seenak yang di bandung nggak?
iya betul, kakvir, karena ditambahin makanan baru, nanti mau update 2 jajanan lagi.
kalau favorit gue batagor siomay di Bandung di Jalan Ternate masih di atas ini enaknya, ini urutan kedua. hehehe…
Suka lah sama tampilan blog yang ini. Walau aku tadi bingung cari kotak komen, ternyata geser terus ke bawah :))
btw es yang di featured image ngingetin es jajanan waktu SD dulu :))
hahaha, makasiiih, bosan dengan tampilan lama makanya diganti.
iyaa, emang enak karena esnya jadul, rasa-rasanya juga gitu, ketan item, kacang ijo, dan lain-lain.
Matursuwun sudah berkunjung ke kota Satria, jangan bosan bosan yaa wkwk
sama-sama, bakal sering balik lagi, hehehe…
Purwokerto kota kenangan banget, udah hampir 10 tahun gak pernah berkunjung lagi. Soto kecik dan soto jalan bank legend dan bikin kangen.
wah, Purwokerto udah makin ramai sekarang, semoga bisa balik lagi dan mengenang masa lalu sambil makan soto kecik, ya. 🙂
satu hal yang menarik adalah, saat pergi ke satu daerah, menemukan makanan dari daerah lain, yang ternyata enak, bahkan lebih enak dari makanan di daerah asalnya 🙂 #seleranusantara
hahaha, betul betul, memang kalau ke berbagai destinasi harus mencoba kuliner khasnya, barulah merasakan sensasi sebenarnya.
tapi makanan Indonesia memang enak semuanyaaa!