Sulit sekali menyuruh Tama untuk menulis belakangan ini. Padahal, tulisannya tentang traveling sudah wara-wiri di beberapa majalah. Sibuk atau tak sempat tentu menjadi alasannya. Untunglah, berhubung sebentar lagi Indonesia akan menjadi salah satu negara beruntung yang dilewati jalur Gerhana Matahari Total, dan saya rencananya akan menyaksikan fenomena langka ini di sebuah kota di timur Indonesia, Tama berbaik hati menjawab pertanyaan saya. Tentang bagaimana cara memotret gerhana matahari yang amanah.
Berikut ini adalah 7 tips memotret gerhana matahari versi Tama, orang Jawa yang mengaku fotografer pada profil sosial medianya, dengan penambahan detail di sana-sini oleh saya.
1. Siapkan Senjata: Kamera, Lensa Tele, dan Tripod!
Ini yang utama, untuk apa jauh-jauh terbang ke Palu untuk memotret gerhana matahari kalau kamu cuma bermodal kamera smartphone? Rugi di ongkos! Jadi, siapkan kameramu, bisa DSLR atau Mirrorless, dan gunakan lensa tele (70 mm ke atas). Tapi, kalau cuma pakai kamera saku bagaimana? Manfaatkan fungsi optical zoom. Kalau fungsi tripod tentu sudah banyak yang tahu, supaya foto tidak goyang dan bisa tetap stabil di satu titik.
Tapi, kalau tidak punya lensa tele atau zoom, tidak perlu memaksakan diri untuk membingkai detail gerhana. Kamu bisa memandang ke sekitar lalu memotret suasananya, entah alamnya, orang-orang, ataupun benda-benda yang menarik.
2. Gunakan Kacamata Pelindung
Kabarnya, pergantian fase dari gerhana matahari sebagian ke total adalah fase yang paling berbahaya bagi mata. Karena ketajaman cahanyanya dapat merusak retina. Karena itu, siapkan kacamata pelindung, bisa memakai kacamata gerhana yang dibikin Kementerian Pariwisata–yang sudah disebar ke beberapa daerah yang dilewati Gerhana Matahari Total, atau kacamata hitam dengan UV 400 atau UV Protection 1oo%. Kacamata juga membantu untuk melihat hasil foto saat keadaan silau.
3. Atur Setting-an Kamera
Karena kamu akan memotret gerhana matahari, tentunya kamera akan mengarah langsung ke matahari. Atur ISO ke angka yang kecil, misalnya 100, begitu pula diafragmanya (f/ number diperbesar), sekitar 9, 11 sampai 16.
4. Pilih Lokasi Terbaik
Posisi menentukan prestasi. Betul sekali. Lagi pula, posisi yang baik juga akan membuatmu nyaman saat berlama-lama memotret. Kalau bisa pindah-pindah juga boleh, asalkan tidak repot dan kamu bisa mendapatkan angle yang kamu inginkan.
5. Selalu Siaga (Standby)
Karena proses Gerhana Matahari Total sangat cepat, sekitar 2 menit saja, kita harus selalu berjaga untuk memotret cepat supaya tidak kehilangan momen. Boleh juga memotret sebanyak-banyaknya dari proses awal gerhana matahari hingga selesai untuk mendapatkan proses pergerakan gerhana matahari.
6. Ubah ke Format RAW atau TIFF
Karena perubahan exposure matahari akan sangat cepat, gunakanlah format RAW atau TIFF yang akan membantumu untuk memperbaiki hasil foto jika hasilnya over atau under.
7. Â Buatlah Foto dengan Konsep Unik!
Kita juga bisa berkreasi untuk membuat berbagai konsep foto, misalnya timelapse atau panorama. Yang penting gali kreativitas untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Selamat memotret Gerhana Matahari Total dan ditunggu cerita dan foto-foto cakepnya!