Kisah memabukkan ini berawal dari sebuah surat elektronik yang masuk ke kotak surat Gmail saya. Sebuah undangan Food Tasting dari restoran baru di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) yang bernama Cajun Claws. Saat melihat logo restoran yang baru berusia sekitar dua bulan itu saya langsung melotot: KEPITING!
Dan mata saya semakin melotot saat melihat foto-foto kepiting yang dilampirkan bersama undangan itu.
Sebagai penggemar berat kepiting, saya pun langsung mengiyakan undangan tersebut. Tak lupa saya mengajak fotografer cabutan, Tama, untuk ikut serta dalam petualangan kuliner ini. Alasannya bukan hanya demi mendapatkan foto yang bagus, tetapi juga untuk berbagi pengalaman menikmati hidangan kepiting dari negeri nun jauh di sana. Kebetulan, beberapa hari sebelumnya kami berkesempatan menyantap Kepiting Dandito, oleh-oleh khas Banjarmasin yang dibawakan oleh teman kami yang baik hati (baca: Vira Indohoy).
Karena itu, saya sangat menantikan acara icip-icip ini karena penasaran seperti apa cita rasa kepitingnya.
Hari yang dinanti pun tiba, Minggu tepat pukul dua belas siang kami tiba di Cajun Claws. Lokasinya tak jauh dari Waterbom PIK. Nuansa restoran yang didominasi elemen kayu dan palet hitam membuat saya merasa terbang langsung ke negeri asal restoran ini. Cajun Claws adalah restoran seafood khas Lousiana yang menyajikan beragam hidangan seafood premium yang diolah berdasarkan cita rasa kuliner Lousiana. Seafood Boil (hidangan seafood yang biasanya menjadi sajian utama pada acara makan-makan dalam tradisi USA) dan beragam saus di Cajun Claws diolah dari berbagai bumbu dan bahan (Cajun Spice) yang khusus didatangkan dari USA.
Kehadiran kami disambut sang pemilik restoran, Tommy Putra, dengan sumringah. Pelayan pun serentak menyusun meja dan kursi secara memanjang. Kami ditawari minuman andalan Cajun Claws yang kemudian menjadi favorit saya, Strawberry Lemonade. Rasanya asam-asam menyegarkan dan penuh potongan stroberi. Beberapa undangan pun menempati kursi masing-masing—semua mendapat kursi, tidak ada yang dipangku. Dalam acara kali ini, banyak foodie (istilah untuk food enthusiast/blogger) yang belum saya kenal. Beberapa memang sudah pernah bertemu pada acara #ZomatoMeetUp. Agar suasana lebih semarak dan saya bisa minta kepiting dari sebelah kalau-kalau kekurangan, saya pun berkenalan dengan mereka.
Tak lama, Tommy datang sambil membawa sepiring besar hewan-hewan laut yang nantinya akan kami santap dengan lahap. Saya terpukau saat pertama kali melihat King Crab, kepiting primadona di Cajun Claws. King Crab merupakan kepiting dari perairan Alaska yang ukurannya amat sangat besar dan berduri tajam yang diimpor dengan penuh kebanggaan dari negeri es itu. Selain itu, ada pula crawfish atau lobster air tawar bercapit yang menjadi simbol kota Lousiana, mud crab lokal, lobster bambu (tak bercapit), dan udang lokal. Tommy menjelaskan asal usul hewan bercangkang tersebut dengan bersemangat, saya pun tak kalah bersemangat. Untuk segera menyantapnya.
Seorang pria berperawakan kurus dan berkacamata kemudian memperkenalkan diri. Sosoknya kebapakan sekali, rasaya saya ingin memanggilnya Papi dan minta dimasakkan kepiting tiap sarapan. Ia adalah chef di Cajun Claws. Chef Anthony sudah malang melintang di Kanada dan Malaysia, tentunya sebagai koki. Ia diboyong ke Indonesia oleh Tommy untuk memenuhi impiannya memperkenalkan hidangan seafood Lousiana yang sudah populer seantero dunia. Ia juga membicarakan soal perbedaan cita rasa bumbu di USA dan Indonesia. Orang Indonesia selalu merasa masakannya kurang pedas. Karena itu, selain menyajikan bumbu khas Lousiana, Chef Anthony juga kerap bereksperimen dengan bumbu lokal.
Setelah perkenalan itu, datanglah para pelayan sambil berlenggok ala Miss World dan membawa hidangan premium Cajun Claws. Apa saja yang kami santap dengan lahap waktu itu? Berikut daftarnya.
- Appetizer: Cajun Fries, Buffalo Wings and Fried Shrimp with Homemade Thousand Island & Tartar Sauces
Kentang goreng berlapis keju adalah yang pertama saya coba, lezat dan renyah. Fried Shrimp-nya juga sangat lembut, empuk digigit, dan semakin nikmat dipadukan dengan saus Thousand Island. Asal tahu saja, ini adalah saus Thousand Island terlezat yang pernah saya coba. Buffalo Wings pun tak kalah menggoyang lidah, sangat cocok dengan saus Tartar. Saya sudah hampir kenyang, padahal baru makanan pembukanya yang terhidang.
- Cajun Specials: Seafood Gumbo & Jambalaya
Keduanya adalah menu autentik Lousiana. Seafood Gumbo adalah hidangan nasi yang dipadukan dengan udang dan kepiting dengan rendaman saus khas Lousiana. Rasanya agak asing untuk yang pertama kali mencoba, tapi dijamin ketagihan. Ini adalah menu favorit saya, beserta seluruh menu lainnya. Jambalaya juga berbahan dasar nasi, tapi lebih mirip nasi goreng yang dimasak dengan sosis dan potongan udang. Masakan ini terpengaruh oleh Spanyol, dan cita rasanya sangat western. Sekilas, nama Jambalaya mengingatkan saya pada film Robin Williams, Jumanji.
-  Seafood: King Crab, Mud Crab, Lobster and Crawfish with The Works & Lemon Pepper Sauces
Meja kami sudah dilapisi oleh karton putih, lalu pelayan keluar sambil membawa ember kaleng. “Tidak, saya tidak mau ikut Ice Bucket Challenge,” refleks saya. Ternyata mereka membawa sekantung plastik yang berisi hidangan utama untuk kami, yaitu King Crab (kaki dan capit raksasanya), Mud Crab, Lobster, dan Crawfish. Semuanya dimasak dengan saus lemon dan minyak zaitun. Tak perlu khawatir dengan kolesterol! Saya pun langsung mengincar capitnya si Raja Kepiting, dagingnya yang seputih salju Alaska terasa sangat nikmat dan segar. Saya tak berhenti melahapnya. Saus lemon semakin memperkuat kesegaran seafood di Cajun Claws.
Semua orang pun berubah ganas, tak sungkan menggigiti kepiting dan lobster dengan tangan penuh noda. Noda saus. Hidangan yang berlimpah pun lekas tandas akibat ulah segelintir manusia berpenampilan rapi namun bernafsu makan dahsyat hari itu. Saya benar-benar kenyang dan mabuk. Mabuk kepiting.
Hidup pun terasa lengkap karena sudah menikmati King Crab, walaupun baru kaki dan capitnya. Saya berniat akan segera kembali untuk menyantap si Raja ini. Untuk King Crab dan Lobster, harganya berkisar Rp100.000 per 100 gram. Dijamin setimpal dengan pengalaman kuliner yang didapat.
Terima kasih kepada Cajun Claws yang telah mengundang kami dalam acara icip-icip eksklusif ini. Kepada Tommy dan Chef Anthony yang telah menjamu kami dengan sumringah. Cajun Claws adalah salah satu restoran seafood yang wajib dicoba di utara Jakarta, cocok disambangi bersama keluarga, ataupun pasangan (untuk menyeka saus yang belepotan di bibir).
Cajun Claws –Â Rukan Cordoba Blok G No.1, Bukit Golf Mediterania, Jalan Marina Raya, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara 14470. Telepon: 021-29704981 ext. 206.
P.S.: Saya baru mendapat kabar bahwa Cajun Claws terpilih sebagai 7 New Hottest Restaurants in Jakarta dari Jakarta Post Travel (30 Desember 2014). Sila cek artikelnya di sini.
 Photos: @tamagraph
P.S. Jangan lupa luangkan waktu sebentar untuk dukung saya ikutan #KeralaBlogExpress di sini, ya. Vote kalian sangat berarti. Terima kasih! 🙂