“You can never get a cup of tea large enough or a book long enough to suit me.”
– C.S. Lewis
Saya suka teh, semua tahu itu. Setiap pagi ibu saya selalu menyediakan teh hangat sebelum saya berangkat ke kantor, begitu pula di kantor, teh hangat bikinan pantry selalu menyambut saya. Ya, walaupun bukan white tea seperti yang diminum Ratu Elizabeth, saya senang menyesap segala teh. Pun begitu, saya awam soal teh. Saya baru akrab dengannya setelah mengenal Teddy & Maesy, yang selalu menyajikan teh hangat untuk menemani obrolan semalam suntuk di apartemen mereka.
Teh selalu menjadi andalan Teddy saat ingin mengumpan saya dan Tama untuk mampir ke tempatnya, apalagi saat Maesy harus melakukan perjalanan dinas, kami akan lebih sering dipanggil. Mungkin tak lama lagi akan ada fitur Go-YukinoTama di aplikasi GO-JEK agar memudahkan Teddy memanggil kami. Ya, koleksi teh Maesy pun bergantian menemani senda gurau kami, juga buku-buku dan majalah perjalanan serta film-film Barat dan makanan pesan antar. Saya, secara khusus, sangat senang apabila Maesy menyajikan teh hangat dengan cangkir-cangkir keramiknya. Saya biasanya memilih yang oranye.
Dan uniknya, pada awal perkenalan, Maesy menghadiahi saya dan Tama dua botol daun teh. Golden Fruit Tea dan Pistachio Cream Tea. Teh itu saya seduh hampir setiap hari di kantor. Baru-baru ini pun kami punya pengalaman minum teh yang menarik. Saat mampir ke apartemen Dian, yang tak lain pemilik Kemala Home Living, ia menyeduh white tea bernama Dragon Ball–ya, persis judul komik favorit saya semasa kecil–yang dibeli dari Hong Kong. Wah, saya dan Tama dan Teddy dan Maesy kegirangan betul malam itu. Itu white tea ternikmat yang pernah kami teguk. Rasanya seperti melayang-layang dan gembira seketika saat meminumnya.
Maka, saat membicarakan teh, saya akan selalu teringat pada mereka. Dan hari Minggu lalu, saya mengunjungi Lewis & Carroll Tea karena ingin menengok pameran Kemala Home Living. Begitu masuk, ruangan lapang bernuansa kayu menyambut. Setelah menyapa Dian dan Najib, saya menghampiri barisan meja panjang seperti di kantin kampus. Menurut Edward Tirtanata, pemilik Lewis & Carroll Tea, ia ingin pelanggan merasa betah untuk mengobrol sambil menikmati teh unggulannya.
Untuk pelanggan baru, ia akan membawakan satu set teh spesial Lewis & Carroll agar kita dapat menghirup aroma dan melihat teh yang kita pilih. Teh yang dikurasi oleh Edward Tirtanata dan Bambang Laresolo, tea master Lewis & Carroll, tergolong menjadi dua belas, yaitu black tea, infused black tea, white tea, infused white tea, herbal tea, green tea, infused green tea, oolong tea, infused oolong tea, spices, fruit tea, and flower tea. Untuk pengalaman minum teh yang lebih memuaskan, kita dapat bertanya lebih jauh untuk mengetahui teh mana yang cocok disajikan dingin atau hangat serta rasa dan aromanya.
Saya pun memesan Wild Ones, signature fruit tea Lewis & Carroll yang cocok disajikan dingin. Gelas menyerupai labu erlenmeyer berisi cairan kemerahan pun tiba. Nikmat, campuran cherry membuat warna dan teh semakin harum. Lalu, saya mencoba white tea pesanan Tyas. Teh hangat ini juga tak kalah nikmat, dihidangkan dengan tea pot cantik dari Tiongkok. Bincang-bincang petang itu kian hangat.
Saya juga senang dapat mengobrol dengan Edward Tirtanata, pemilik Lewis & Carroll yang gila teh. Bersama Bambang Laresolo yang mendapat gelar dari Australian Tea Masters, visinya membangun Lewis & Carroll adalah branding teh di Indonesia. Sebab, selama ini Indonesia hanya dikenal sebagai eksportir teh—kebetulan posisi kelima terbesar di dunia, tetapi kalau ditanyakan kepada orang-orang, apakah mereka tahu tentang keistimewaan teh Indonesia?
Nah, Lewis & Carroll Tea ingin menjadi Tea Heaven di Indonesia—walaupun saat ini baru berencana melebarkan sayap di wilayah Jakarta saja. Dengan daun-daun teh terbaik dari Indonesia (dari kebun teh di Jawa dan Sumatera), Jerman, dan Australia, blended tea di Lewis & Carroll diolah dengan sepenuh hati menggunakan peralatan canggih yang menjamin kualitas terbaiknya. Dengan mesin steampunk yang didatangkan dari San Fransisco, dijamin teh kita akan dibuat dengan presisi temperatur dan waktu yang sempurna.
Selain menyajikan teh dan beragam kue dan makanan lokal dan luar, Lewis & Carroll juga menjual produk daun teh serta peralatan minum teh. Mengincar pasar kaum muda berusia dua puluh hingga tiga puluh limaan, terutama perempuan, Lewis & Carroll Tea yang baru buka pada 1 Oktober lalu ini berusaha menyaingi kedai teh eksklusif yang belakangan ini muncul di mal-mal.
Ke depannya, Lewis & Carroll berencana merancang acara-acara untuk para pecinta teh, misalnya tea testing course yang bertempat di lantai tiga ataupun Namastea, acara yoga dan minum teh. Saya tentu saja tak sabar menantikan acara itu. Jika tak ingin ketinggalan, simak saja akun Instagram Lewis & Carroll Tea. Sebelum itu, mari menyeduh teh!
Lewis & Carroll Tea – Jalan Bumi No.4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120. Telepon: 021-2702660. www.lewisandcarrolltea.com. Buka: 08.00-22.00 WIB.
photos: @tamagraph