Pagi di Liverpool: Antara Albert Dock dan Tur The Beatles
“Kita harus ke Liverpool!”
Tama tiba-tiba menyahut, lantas menunjukkan tabel warna-warni pada laptopnya. Kami diburu waktu, petualangan musim dingin tinggal hitungan minggu dan visa mesti diajukan dan rencana perjalanan mesti dirampungkan. Saya tahu mengapa ia memilih kota maritim itu, tentu untuk mengunjungi kandang klub sepak bola favoritnya yang berslogan tak pernah berjalan sendirian itu. Saya pun menunggu kelanjutannya.