Mampukah Desa Sade Bertahan?
Seorang gadis tercenung memandangi benang aneka warna di pangkuannya. Sorot matanya menyiratkan semesta. Penuh misteri. Ia duduk di tikar, memangku sebuah alat yang tersusun dari beberapa bilah kayu. Ia masih muda, tetapi pundaknya kokoh. Seolah-olah terlalu banyak menempa hidup. Wajahnya manis, sungguh. Dengan kulit senada tanah liat dan rambut hitam tersampir di bahu. Konon, gadis sepertinya sudah sah menjadi wanita. Ia sudah boleh menikah.