Begitu mendarat di KLIA 2, beberapa pesan meluncur ke Instagram saya, isinya kurang-lebih, “Kak, bagi informasi wisata di Malaysia, dong, enaknya ke mana?” dan seterusnya. Bahkan, kaki belum menginjak keset bandara; saya dan kawan-kawan masih melipir ke NZ Curry House. Hal penting yang harus dilakukan begitu tiba di Malaysia, versi saya, adalah minum teh tarik dingin.
Sambil menyeruput teh dan menertawakan Wira yang salah ambil gelas, ia menyikat kopi tarik entah punya siapa; saya mengingat-ngingat sudah berapa kali ke Malaysia. Tahun 2011 saat transit ke Korea, 2013 transit ke Jepang, 2016 transit ke Jepang lagi, 2017 transit ke London, 2018 transit ke Korea dan Los Angeles…
Ya ampun, ternyata saya sama sekali tak pernah keluar dari bandara. Keterlaluan sekali. Untunglah kali ini saya mengiyakan undangan Resorts World Genting. Pecahlah telur, saya akan segera menjelajahi dataran tinggi di Malaysia.
Saya pun membalas pesan-pesan yang masuk dengan percaya diri, “main ke Genting saja, ini saya lagi jalan-jalan di sini.”
Genting Highlands terkenal sebagai destinasi akhir pekan bagi masyarakat Malaysia, Singapura, dan tentunya Indonesia. Selain mudah dijangkau, berjarak dua jam dari bandara, Genting menawarkan nuansa pegunungan yang asri dan udara sejuk. Cocok sebagai pelarian orang perkotaan. Jelang sore, kabut turun menyelimuti gedung-gedung. Indah dan dramatis, juga bikin kaki kisut.
Wisata Genting dikelola oleh Resorts World Genting, sebuah resor yang menaungi beberapa hotel, pusat perbelanjaan, taman hiburan, dan kasino. Ia berada di puncak Gunung Ulu Kali (1.800 mdpl) yang membentang di antara Negara Bagian Pahang dan Selangor. Salah satu daya tarik Genting adalah gondola atau kereta gantung, yang melintasi langit yang lebih sering berkabut. Genting pun menjadi wisata andalan semua kalangan, tua dan muda.
Berikut ini atraksi-atraksi yang tak boleh dilewatkan di Resorts Word Genting.
1. Skytropolis Indoor Theme Park
Sebenarnya saya bukan penggemar fanatik taman hiburan, tetapi tak bisa menolak kehebohan Skytropolis yang berada di SkyAvenue Mall. Taman ini tidak terlalu luas dan karena berbentuk persegi, kita bisa melihat seluruh wahana sekaligus, yang bikin makin penasaran karena teriakan pengunjung yang tiada henti.
Ada Super Glider (kereta luncur setinggi puluhan meter), Disco! (perahu ayun yang berputar 360 derajat), Power Surge (mobil-mobilan), dan komidi putar Royal Carousel. Wahana di sini terbagi tiga, yaitu Child Rides, Family Rides, dan Thrill Rides. Karena bingung mau menjajal yang mana, saya dan kawan-kawan memutuskan untuk saling menabrakkan diri dengan Power Surge, berfoto-foto di Royal Carousel, dan bersantai hingga pusing di Balloon Rock, wahana balon udara yang melayang hingga atap mal.
Kemudian, atraksi lain yang tak boleh dilewatkan adalah The VOID. Permainan Hyper-Reality ini menggabungkan karakter terkenal Hollywoood dengan kecanggihan teknologi dan efek multisensoris. Sebelum bermain, peserta diminta memakai kostum lengkap, rompi dengan ransel dan senapan, juga kacamata. Ransel ini sesuai sekali dengan pilihan permainan sore itu: Ghostbuster.
Seru sekali berburu hantu dengan kawan-kawan sendiri, saya setim dengan Kak Prue, Sefin, dan Mas Harris. Kami bertiga heboh menembaki hantu sambil menyusuri sebuah apartemen di New York. Belum puas, kami lanjut dengan permaianan yang lebih bombastis: Star Wars!
Saat bermain Star Wars, rasanya benar-benar memasuki pesawat luar angkasa dan berdiri di tepi reruntuhan bangunan yang menyeramkan sambil menahan serangan musuh. Kami berperan sebagai Stormtrooper. Asyiknya lagi, tiap kena tembakan rompi akan bergetar sehingga pertempuran semakin nyata. Wajib dicoba pokoknya!
2. Ripley’s Believe it or Not! Adventureland
Sesuai namanya, di Adventureland yang masih berada di SkyAvenue Mall, kita bisa melihat Ripley’s Believe it or Not! Odditorium, museum yang menyimpan berbagai bukti keanehan dan keajaiban di dunia. Kalau pernah menonton tayangan televisinya dulu, kira-kira semacam itulah isi museum ini.
Di sebelahnya, terdapat Jurassic Research Center, taman yang berisi berbagai figur spesies Dinosaurus. Uniknya, tiap figur Dinosaurus bisa mengeluarkan suara dan bergerak sesuai karakternya. Jadi, sangat cocok untuk dikunjungi anak-anak yang senang dengan petualangan. Semula saya kira tempatnya kecil, ternyata masih terdapat laboratorium fosil dan ruang berisi replika tulang-belulang Dinosaurus yang pernah ditemukan.
Jika belum puas berfoto-foto, silakan menuju Alive Museum untuk menikmati latar foto empat dimensi.
Nah, yang paling saya jagokan adalah Zombie Outbreak, wahana rumah hantu (kali ini isinya zombi) yang harus disusuri sampai selesai. Ceritanya, ada wabah zombi di sebuah gedung dan kami harus menyelamatkan diri tanpa terpapar virus zombi. Makanya, jangan menyentuh zombi di sini, walaupun teriakan mereka yang mengejutkan bikin ingin nampol rasanya!
Zombie Outbreak lumayan bikin adrenalin meningkat. Ya, pikir saya sebelum mencoba zipline.
3. Eagle Landing Zipline
Namanya saja pendaratan elang, pantaslah zipline yang membentang sejauh 200 meter di puncak mal ini bikin dengkul gemetar. Peluncuran dimulai dari lantai 4 hingga area Skytropolis yang berada di lantai 1. Saat dilihat pertama kali tampak baik-baik saja, hingga saya memakai rompi peralatan lengkap dengan keamanan nomor satu dan melongok ke bawah.
Tiba-tiba panik menyerang karena jarak yag amat tinggi, berbeda dengan zipline di antara pepohonan yang saya coba di Chiang Mai. Sefin yang awalnya tidak berani naik malah tampak lebih tenang. Sungguh, kalian bisa melihat ekspresi panik saya di Instagram Story yang saya unggah. Terlebih, ada beberapa titik sambungan kabel zipline yang menimbulkan guncangan kuat. Luar biasa sensasinya, silakan coba sendiri.
4. Awana SkyWay
Kali ketiga menjajal gondola atau kereta gantung, tak perlu jauh-jauh ke Jepang. Awana SkyWay adalah atraksi utama di Genting Highlands. Lagi-lagi kita akan menemukan SkyAvenue Station, gerbang udara Resorts World Genting, di SkyAvenue Mall. Hm, mal ini macam toserba, ya, karena lengkap sekali.
Rute Awana SkyWay melewati tiga stasiun, SkyAvenue, Chin Swee, dan Awana. Dengan kecematan enam meter per detik, perjalanan berlangsung sepuluh menit. Ya, memang terlalu sebentar. Padahal, ingin berlama-lama menikmati panorama yang menghijau, apalagi kalau menumpang gondola dengan lantai transparan.
Tiket Glass-floor Gondola hanya berharga 18 ringgit untuk pergi-pulang–diskon dari harga 50 ringgit. Ada 10 Glass-floor Gondola dari total 99 gondola yang beroperasi di Awana SkyWay, masing-masing dapat memuat 9 dan 10 penumpang.
Tujuan utama kami bangun pagi-pagi dan naik gondola adalah Chin Swee Caves Temple. Dari Chin Swee Station, kami menuruni beberapa eskalator, lebih praktis ketimbang melewati tangga yang terjal. Datanglah saat matahari terbit karena cahaya keemasan yang menyinari pagoda terlihat amat cantik.
Chin Swee Caves Temple merupakan kuil Tao yang dibangun pada 1994 di lahan seluas 28 hektar yang didonasikan oleh Lim Goh Tong, pendiri Genting Group. Tak heran, di komplek ini terdapat Patung Buddha, pagoda delapan lantai, dan kuil-kuil kecil lainnya. Di sini juga tersimpan Patung Qingshui, biksu yang dianggap sebagai dewa di Provinsi Fujian, Tiogkok. Konon ia dapat memanggil hujan dan mengusir roh jahat.
Panorama di sini amat cantik pada pagi hari, juga sepi pengunjung sehingga lebih leluasa berfoto dan berkeliling. Saya, Wira, dan Farchan kemudian membeli telur pindang yang direbus dengan daun teh, hangat dan sedap mengganjal perut yang tak sempat diisi. Kalau masih kurang, ada banyak camilan lain yang dijual, dan tentunya bisa juga mampir ke gerai Starbucks di sudut.
5. Food Galore
Selama tiga hari berada di Resorts World Genting, perut kami dimanjakan dengan beragam makanan. SkyAvenue Mall punya rentetan restoran berkelas, mulai dari Asia hingga Eropa. Hari pertama, santap siang diadakan di The Laughing Fish by Harry Ramsden, restoran Fish & Chips terkenal asal Inggris. Porsi ikannya besar sekali, mengingatkan pada porsi di Skotlandia.
Malamnya, dikerjai angin kencang dan dingin, kami diajak menyantap hidangan laut di High Line, lounge yang memiliki area terbuka menghadap lembah Genting yang berselimut kabut. Hari itu senja sama sekali tak unjuk diri. Masih ada beberapa tempat makan yang wajib disinggahi, seperti Medan Selera yang menyajikan menu halal dan Motorino, restoran Italia dengan piza kayu bakar andalannya.
Malam terakhir, kami disuguhi kehidupan malam di Zouk yang berada di lantai terbawah mal. Tentunya, karena kami anak baik-baik yang sudah (terlalu) matang, pilihan jatuh pada RedTail Karaoke. Lebih puas menyalurkan emosi melalui lagu dan bebas asap rokok. Terungkaplah lagu-lagu jadul kesukaan Kak Prue dan Sefin, juga lagu-lagu Indonesia pilihan Farchan. Saya menyemangati sebagai penyanyi dan penari latar, yang meloncat-loncat saat lagu “A Sky Full of Stars” melantun kencang.
Sungguh penutup yang menyenangkan, apalagi karena bisa menginap di Theme Park Hotel yang memiliki kamar ala apartemen kekinian dengan ranjang luas dan dinding bersketsa warna-warni. Jika berkunjung ke Genting Highlands, cobalah menginap di sini karena kondisinya lebih baru ketimbang hotel-hotel lain. Bagaimana, sudah siap merancang pelesir akhir pekan ke Resorts World Genting?