Sesuai judul, tulisan ini memang dibuat untuk menjawab pertanyaan sama yang berulang kali masuk ke kotak pesan ataupun komentar di akun Instagram saya. Pertanyaan singkat yang mengandung makna tersirat bahwa mungkin foto yang saya unggah cukup bagus dan membuat penasaran warganet tentang kamera yang digunakan.
Tak masalah, biasanya memang langsung saya jawab (walaupun ada yang sampai mengirim beberapa foto sekaligus dan bertanya kamera yang dipakai untuk tiap foto). Mengesampingkan bahwa hasil foto yang diunggah di Instagram telah melewati proses yang panjang, yang melibatkan keahlian dari sang pemotret dan juga proses pengeditan. Bukan hanya itu, hasil foto juga ditentukan oleh jenis lensa yang dipakai.
Kebiasaan saya sebelum memotret atau dipotret adalah lebih dulu menentukan angle atau framing yang diinginkan, lalu menyesuaikan setting-an kamera dan menangkap komposisi, momen atau ekspresi yang menarik.
Kebanyakan foto yang saya suka selama ini hasil jepretan Tama, ya, karena ia memang fotografer (pribadi) dan sudah tahu preferensi saya. Sementara, sering kali saat dipotret orang lain hasilnya meleset dari yang diinginkan, walaupun sudah disetelkan setting-an dan dicontohkan angle-nya. Wajar saja, karena mungkin kawan kita menggunakan kamera yang berbeda dan tidak terbiasa. Jangan dimarahi, ya.
Kamera Fujifilm X-T20 dan Lensa Andalan
Saat ini saya memakai kamera mirrorless Fujifilm X-T20 (sebelumnya Fujifilm X-T10). Lensa yang digunakan adalah Fujinon XF 18-135mm f/3.5-5.6 R LM OIS WR, Fujinon XF 56mm f/1.2 R, dan Fujinon XF 27mm f/2.8.
Jadi, dalam sekali jalan, saya biasanya membawa Fujifilm X-T20 dan tiga lensa dan dua baterai dan empat memori. dengan tambahan tripod (tapi jarang bawa) dan gorilla pod. Tentunya printilan lain seperti charger, kabel, dan sebagainya juga bikin tas makin berat.
Lalu, apa kegunaan tiap lensa?
Fujinon XF 18-135mm f/3.5-5.6 R LM OIS WR saya sebut lensa serbaguna karena bisa memenuhi kebutuhan foto lansekap dan arsitektur yang lumayan wide dan bisa dipakai untuk memotret objek yang sangat jauh (setara 206mm di kamera full frame). Bawa satu lensa ini cukup untuk berangkat ke mana pun!
Dan ini adalah lensa pertama Fujifilm yang memiliki teknologi weather resistant jadi aman dipakai saat kondisi hujan dadakan dan terekspos banyak debu. Sudah terbukti di Hokkaido dan Iceland.
Fujinon XF 56mm f/1.2 R dipakai khusus untuk foto portrait, walaupun untuk lansekap juga bagus karena dapat menghasilkan bokeh yang luar biasa kece. Jadi kalau ada yang tanya, “Kak, itu bokeh-nya diedit pakai apps apa?” jawabannya tidak ada. Pakai lensa fix, dong!
Fujinon XF 27mm f/2.8 disebut juga lensa pancake karena tipis banget dan cocok untuk street photography karena menghasilkan foto portrait dengan lingkungan atau lansekap sekitar yang masih cukup luas. Cocok dipakai kalau ingin foto-foto santai di jalan!
Rekomendasi Kamera untuk Travel
Jawabannya adalah sesuai kebutuhan masing-masing. Tiap orang mungkin punya kebutuhan dan anggaran berbeda, misalnya untuk foto saja atau juga membuat video. Kalau ingin tahu cocoknya pakai kamera apa, sebaiknya coba-coba dulu di toko (mungkin mas-mas di Focus Nusantara sudah bosan lihat saya).
Lalu, mengapa saya memilih kamera Fujifilm?
Awalnya saya memilih mirrorless karena lebih ringan untuk perjalanan ke Hokkaido pada 2016 lalu. Karena musim dingin, saya butuh kamera yang tahan cuaca ekstrem, juga lensanya. Fujifilm terbukti aman dipakai pada suhu -20 derajat Celcius. Selain itu, sensor X-Trans yang hanya dimiliki kamera Fujifilm menghasilkan warna yang sangat natural, bahkan tanpa pengeditan. Saya suka sekali dengan warna foto-foto Fuji, apalagi Classic Chrome yang hasilnya VSCO banget.
Dan naksir berat dengan bodi Fujifilm X-T20 silver yang retro banget!
Saya membeli Fujifilm X-T20 karena memenuhi kebutuhan foto untuk jalan-jalan (baik untuk liburan maupun pekerjaan) dan harganya terjangkau untuk semua fitur yang diusung, apalagi fitur video juga meningkat pada seri ini.
Bagaimanapun, kamera yang saya gunakan jangan jadi patokan karena mungkin kalian butuh fitur dan fungsi yang berbeda. Dan kamera yang sama juga akan menghasilkan foto yang berbeda di tangan yang lain. Jangan terlalu mengandalkan alat, yang penting asah terus keahlian. Saya juga masih belajar.
Tips Fotografi untuk Travel
Dari pengalaman jalan-jalan dan foto-foto selama ini, kira-kira ini tips yang bisa saya berikan.
-
Observasi. Sebelum sampai di destinasi, lebih baik cari tahu dulu seperti apa lokasinya dan foto-foto yang sudah tersebar di Internet. Ini bisa jadi referensi dan inspirasi.
-
Buat konsep berbeda. Kalau sudah melihat referensi, cobalah bikin konsep foto yang unik. Untuk apa bikin foto yang sama dengan yang menyebar di mana-mana? Buatlah foto yang lebih personal.
-
Komposisi. Ini berkaitan dengan penempatan objek, bagaimana memosisikan point of interest untuk memperkuat cerita atau konsep foto yang kita buat. Pahami Rules of Third.
-
Bersabar. Kalau melihat tulisan saya tentang Faroe Islands pasti tahu kalau cuaca berubah-ubah tiap menit. Intinya harus bersabar untuk mendapat foto yang dinginkan. Belum lagi kalau melihat banyak pengunjung di sebuah destinasi, bersiaplah menunggu.
-
Nikmati perjalanan. Namanya juga jalan-jalan, ya, dinikmati. Jangan suntuk atau kecewa kalau cuaca buruk atau banyak orang menghalangi kegiatan foto-foto. Jangan-jangan malah bisa dapat foto bagus dalam kondisi tidak terduga.
Sekian penjelasan tentang kamera dan lensa dan tips fotografi ala kadarnya (kalau mau tahu ulasan kamera Fujifilm lainnya bisa cek tulisan Mas Wira). Untuk pertanyaan tentang pengeditan dan aplikasi yang digunakan dan sebagainya akan dibahas di tulisan berikutnya. Kalau ada pertanyaan atau masukan, boleh banget tinggalkan komentar di bawah.
P.S. Kalau masih pusing mau beli kamera atau lensa apa, mendingan cuci mata dulu lirik-lirik diskonan Harbolnas di Zalora.
Photos: @yukianggia & @tamagraph