Menapak Tilas Tahun 2017

Kembali lagi pada penghujung tahun, tanpa terasa 2017 berlalu pergi. Sebenarnya amat terasa, sih, karena hari berjalan lambat belakangan ini. Entah karena saya sedang tidak bertualang ke antah berantah ataukah memang hari kian panjang sahaja. Hujan yang biasanya mendera di awal Desember pun entah ke mana rimbanya. Tanaman di depan rumah mengering lesu. Padahal tiap pagi dan sore saya sirami dengan air mineral.

Dan seperti yang sudah-sudah, demi menandai dan mengenang perjalanan berkesan sepanjang tahun 2017; saya membuat tulisan ini–versi tahun 2015 dan 2016 bisa ditengok kembali jika berminat. Di antara gema azan Subuh dan dengkuran dari kamar, saya mengetik sambil mendengarkan lagu “Holland” Novo Amor. Entah kenapa tahun ini saya banyak mendengarkan lagu yang cenderung membuat ingin terjun ke laut lepas. Mungkin tahun 2018 saya harus memutar lagu kasidah.

Bagi orang yang melankolis, lagu bisa jadi penyulut air bah; juga memori, juga foto.

Demi menyudahi hati yang rawan karena daftar lagu Spotify yang terlalu mellow, mari mengingat perjalanan-perjalanan penuh kesan dan cerita. Berikut disusun berdasarkan bulan.

Januari

ohelterskelter.com 2017
Aurora di panggung Laneway Festival.

Bisa dibilang ini bulan yang menegangkan karena saya dan Tama disibukkan urusan visa Schengen untuk perjalanan #YukinoTamaTrip ke Iceland dan Faroe Islands; yang baru mendarat di tangan lima hari sebelum keberangkatan. Karena itulah, pada bulan ini saya hanya sempat melakukan perjalanan ke Singapura demi menyaksikan penyanyi favorit Aurora yang tampil pada St. Jerome’s Laneway Festival lalu meluncur ke Batam memenuhi undangan Turi Beach Resort. Duh, jadi ingat belum bikin ulasannya.

ohelterskelter.com 2017
SPG Onitsuka di Laneway Festival.
ohelterskelter.com 2017
Mendung di dermaga Turi Beach Resorts Batam.

Februari

www.ohelterskelter.com
Tur sepeda di London.

Bulan yang dinanti-nanti karena tepat pada Hari Valentine petualangan #YukinoTamaTrip menuju Inggris, Skotlandia, Islandia, dan Faroe Islands dimulai. Sungguh, perjalanan panjang paling berkesan dan menguras tenaga dan dompet. Pengeluaran selama 22 hari masih menghantui rekening tabungan hingga kini, namun amat-amat setimpal dengan pengalaman dan kisah yang didapat. Apalagi cerita di balik perjalanan ini berhasil memenangkan Kontes Blog #JadiBisa yang diadakan Traveloka.

Selain itu, awal bulan senang sekali bisa kembali ke Ambon untuk menjadi narasumber demi mempromosikan Calendar of Event Nusantara 2017 yang diadakan Kementerian Pariwisata pada Hari Pers Nasional 2017. Di sana saya juga bertemu kawan-kawan baru dari Genpi Maluku, Aceh, dan Jawa Barat.

www.ohelterskelter.com 2017
Langit London yang selalu muram.
ohelterskelter.com 2017
Berkeliling dengan bus wisata di Liverpool.
www.ohelterskelter.com 2017
Delman di York.
www.ohelterskelter.com 2017
Diterjang angin kencang di York.
ohelterskelter.com 2017
Loch Ness dan Urqurhart Castle.
ohelterskelter.com 2017
Indahnya kota tepi pantai di St. Andrews.
ohelterskelter.com 2017
St. Andrews, Kota Pelajar di Skotlandia.
ohelterskelter.com 2017
Menjelajah Scottish Highlands.

Maret

www.ohelterskelter.com 2017
Kuda khas Iceland.

Bulan kesayangan karena ada yang berulang tahun. Awal bulan ini saya masih menjalani hari-hari yang dingin di Faroe Islands dan London, lalu pulang jelang ulang tahun dan menyantap nasi padang sepuasnya tepat tanggal sebelas. Perbaikan gizi karena hampir sebulan mendambakan makanan Indonesia.

Untuk Maret 2018 ngapain, ya, asyiknya?

www.ohelterskelter.com 2017
Tama yang grogi saat baru menyetir di Iceland.
www.ohelterskelter.com 2017
Disambut senja dramatis di Iceland.
www.ohelterskelter.com 2017
Tama diguyur salju di Skogafoss.
www.ohelterskelter.com 2017
Tjörnin Pond di tengah Reykjavík.
Hampir beku di Diamond Beach.
www.ohelterskelter.com 2017
Selamat datang di Faroe Islands.
www.ohelterskelter.com 2017
Menanti senja di Faroe Islands.

April

ohelterskelter.com 2017
Penampilan Coldplay yang memukau.

Awal bulan yang amat menyenangkan karena saya dan Tama bisa menyaksikan konser Coldplay di Singapura. Puas sekali walaupun malamnya mesti menggelandang di McDonald’s demi mengejar feri pagi-pagi menuju Batam. Ya, kami pergi dan pulang Singapura lewat Batam karena tiket pesawat dari Jakarta naik tiga ratus persen!

Akhir bulan mendadak (selalu) mendapat undangan Kementerian Pariwisata ke Karangasem, Bali Timur, untuk mempromosikan destinasi di sana. Senang sekali bisa kembali jalan bareng Fiona dan Suci, juga berkenalan dengan Bli Adit dan Christine Adel. Bisa mampir ke Virgin Beach yang damai dan Desa Tenganan yang terkenal dengan kain tenun ikat gandanya.

www.ohelterskelter.com 2017
Pemandangan dari Bukit Asah di Bali Timur.
www.ohelterskelter.com
Petang di Desa Tenganan.

Dan seminggu kemudian terbang ke Belitung disponsori lagi oleh Kementerian Pariwisata untuk mempromosikan destinasi di Belitung Timur (baru tahu kalau di Belitung ada Tarsius!) dan Tanjung Pandan. Minggu-minggu melelahkan namun menyenangkan karena reuni juga dengan Tehnit dan Anggey.

www.ohelterskelter.com 2017
Pulau Leebong di Belitung.
www.ohelterskelter.com 2017
Bersama Anggey di Bukit Baginda.

Mei

Masih padat dengan perjalanan, tiba-tiba saya mendapat undangan untuk menghadiri Festival Jailolo di Halmahera Barat dari dinas pariwisata setempat. Ini menjadi perjalanan paling berkesan karena akhirnya saya mencoba menyelam untuk pertama kalinya di Pulau Fastofiri yang terkenal dengan keindahan bawah lautnya (dan ketemu banyak kawan baru juga!). Dari sini saya memutuskan untuk mengambil lisensi menyelam–yang mana belum tercapai, duh.

Dari Halmahera, tentu saya kembali menjelajahi Ternate, pulau favorit setelah Moyo, dan apa yang dilakukan di pulau kecil yang terkenal dengan keindahan taman lautnya? Tentu saja kembali melancarkan pelajaran menyelam di Pantai Jikomalamo (terima kasih Nasi Jaha Dive Center!), lalu menikmati hari-hari santai dan bincang-bincang malam di kedai kopi favorit di Coffetarian bersama Acho dan kawan-kawan.

www.ohelterskelter.com 2017
Matahari tenggelam di Pulau Fastofiri.
www.ohelterskelter.com 2017
Senja terindah di tahun 2017.

Juni

Dari Ternate saya melanjutkan petualangan selama empat hari ke Pulau Morotai di Halmahera Utara bersama Donny Alamsyah dan kru yang hendak syuting di sana. Sungguh, Morotai adalah surga bagi penyelam. Tak sampai sepuluh meter kita bisa melihat hiu karang sirip hitam berseliweran. Sepulang dari Mutiara di Bibir Pasifik ini saya rehat sejenak karena seluruh tubuh gosong akibat matahari.

www.ohelterskelter.com 2017
Titik penyelaman reruntuhan PD II.
www.ohelterskelter.com 2017
Pulau Dodola.
www.ohelterskelter.com 2017
Setelah bergosong ria hampir dua minggu.

Juli

Siapa sangka bulan ini padat pula dengan perjalanan. Usai mudik dan berburu kedai kopi di Purwokerto, beruntung saya terpilih mengikuti Women’s Trip Journey ke Bangkok dan Chiang Mai yang diadakan oleh Tourism Authority Thailand di Jakarta. Kapan lagi bisa ikut kelas masak-masak kuliner khas Thailand di Bangkok? Dari trip ini juga akhirnya mengenal Sharon Loh dan Patty dari PPC Trans7.

ohelterskelter.com amita thai cooking class
Bersama Satya saat menikmati masakan kami di Bangkok.
ohelterskelter.com chiang mai
Malam di Kuil Doi Suthep, Chiang Mai.

Baru mendarat beberapa jam di Jakarta, saya pulang untuk berkemas dan meluncur lagi ke bandara demi mengikuti trip ke Kalimantan Timur. Masih disponsori oleh Kementerian Pariwisata, perjalanan kali ini didominasi laki-laki, sebut saja Jo si Ransel Usang, lalu Schode dan Yudha Catatan Backpacker yang tukang bikin rusuh. Untunglah saya ditemani Kak Griska dan Frisca yang mewakili blogger lokal.

Ini perjalanan pertama ke Kalimantan dan amat berkesan bisa melihat hewan-hewan endemis, mulai dari pesut di Sungai Mahakam, orang utan di Samboja, dan kerbau kalang di Danau Melintang.

ohelterskelter.com danau melintang
Kerbau Kalang di Danau Melintang.
www.ohelterskelter.com 2017
Panorama di Batu Dinding, Kutai Kartanagara.

Agustus

Kembali sejenak ke Purwokerto untuk berburu kopi dan kuliner, kemudian melakoni mudik yang tertunda bertahun-tahun ke Sumatera Utara. Petualangan pun dimulai di Danau Toba–keliling naik motor hingga Bukit Holbung, kemudian ke Tapanuli Selatan untuk berziarah ke makam nenek, dan menengok keluarga di Medan. Tidak lupa makan durian sepuas-puasnya dengan harga murah.

Ini kali Tama menginjak Sumatera Utara dan mungkin ia masih syok menghadapi orang Batak.

www.ohelterskelter.com 2017
Pemandangan dari Bukit Holbung.
www.ohelterskelter.com 2017
Bukit yang berangin kencang.

September

Terima kasih Majalah Panorama yang memilih saya untuk berangkat menikmati liburan ala bulan madu di Pulo Cinta Gorontalo, walaupun tidurnya malah dengan Ayunda, kawan yang saya kenal dari trip pada 2015 silam. Ini juga kali pertama saya menginjak Gorontalo dan terpukau dengan keindahan perbukitannya yang menghijau.

Akhir September saya (bersama Sarah dari PPC Trans7) dinobatkan untuk mendampingi delapan influencer mancanegara dalam perjalanan #TripofWonders yang disponsori oleh Kementerian Pariwisata untuk mempromosikan destinasi bertema budaya di Indonesia ke luar negeri. Sebelas hari petualangan di Jakarta, Magelang, Yogyakarta, Toraja, dan Bali membuka wawasan baru tentang dunia blog dan sosial media di belahan dunia lain. Bertemu kawan-kawan yang sejalan dan luar biasa seru. Terima kasih Jovita dan Kak Titiw yang bersusah payah menyusun perjalanan ini.

Yang paling mengesankan, saya dapat menyaksikan Ritual Ma’nene yang langka di Toraja Utara. Tulisan tentangnya kemudian meraih juara dalam kompetisi menulis yang diadakan I Was Here Networks.

www.ohelterskelter.com 2017
Ciwi-ciwi Trip of Wonders 2017.

Oktober

Kerja sama dengan Majalah Panorama masih terjalin, kali ini saya diboyong ke Lombok untuk menikmati kemewahan penginapan ala resor pribadi di Jeeva Beloam dan Jeeva Klui di Senggigi. Dalam trip ini saya kembali belajar hal baru, yaitu yoga, karena bertemu Hendri Take dan Mei dan Didi Journal yang sungguh aduhai bodinya.

Tapi sayangnya hingga sekarang saya belum mulai yoga lagi, hufh.

www.ohelterskelter.com 2017
Take asyik melakukan yoga pagi.
www.ohelterskelter.com 2017
Ceritanya merumput lalu gatal-gatal.

November

Tadinya bulan ini ingin rehat sejenak, apalagi Tama berulang tahun dan tidak mungkin ditinggal, jadilah saya menolak undangan trip ke Yogyakarta bersama Sharon dan Patty.

Ternyata, akhir bulan malah mendapat tawaran road trip bersama Kompas Klasika dan Honda Mobilio yang bertajuk Kompas Eksplor. Sebuah petualangan selama sembilan hari menjelajahi Jawa Barat hingga Jawa Timur yang tentu saya sanggupi dengan senang hati. Apalagi akhirnya bisa jalan dengan Vira Tanka, kawan sehobi dari Rasuna. Terhitung entah berapa badai dan hujan kami lalui dari Purwakarta, Dieng, Magelang, Madiun, Pacitan, dan Yogyakarta. Berkat perjalanan ini pula tulisan saya bisa muncul di koran Kompas; pencapaian abad ini.

Kabar gembira memang lebih sering menjadi penutup tahun, seperti tahun lalu saat dua tulisan saya dimuat di majalah National Geographic Traveler.

kompas eksplor
Pantai Watu Karung di Pacitan.

Desember

Bulan terakhir, dan petualangan ditutup dengan trip singkat ke Solo dan Yogyakarta. Setelah itu, tentu mengikuti ritual tahun-tahun sebelumnya, menghabiskan malam pergantian tahun dari ketinggian Rasuna bersama Rasuna Romansa Club di rumah baru Teddy dan Maesy. Tahun ini acara tukar kadonya didahulukan pada malam Natal, dan akan disusul seri keduanya awal tahun 2018.

Hal baik apa lagi di bulan ini? Tanggal 27 saya kembali menghiasi separuh halaman koran Kompas (terima kasih Mas Anton!) dalam artikel tentang ritual akhir tahun dan resolusi tahun baru serta rencana perjalanan tahun 2018. Bagi yang sudah membaca, pasti tahu saya mau ke mana tahun 2018, kan kan?

www.ohelterskelter.com 2017
Singgah di Pasar Triwindu, Solo.
www.ohelterskelter.com 2017
Bermain di Keraton Kasunanan Surakarta.

Terima kasih buat kawan-kawan seperjalanan sepanjang tahun 2017 dan para pembaca setia blog ini. Sampai bertemu di tempat-tempat dan waktu tak terduga!

Selamat Tahun Baru 2018!